Tugas mandiri 3 Ringkasan Wawancara tentang Pandangan terhadap Identitas Nasional- E20 Indah alifia
Ringkasan Wawancara tentang Pandangan terhadap Identitas Nasional
Disusun oleh :
Indah Alifia Cahyani
Nim: 43125010252
Pendahuluan
Narasumber yang saya pilih yaitu teman saya yang bernama Salwa Amelya yang sekarang berusia 18 tahun dan berprofesi sebagai tourguide di museum. Alasan mengapa saya memilih teman sebaya sebagai target wawancara ini, karena teman sebaya mewakili kelompok usia yang sedang dalam fase pembentukan identitas diri dan kolektif, khususnya generasi muda (misalnya, remaja akhir atau dewasa muda). Generasi ini sering menghadapi ketegangan antara nilai-nilai tradisional nasional dan pengaruh eksternal, sehingga pandangan mereka memberikan wawasan segar dan representatif tentang evolusi identitas nasional di era modern.
Isi
1.Apa arti identitas nasional menurut anda?
jawaban: Menurut Narasumber, Identitas nasional dapat didefinisikan sebagai konstruk sosial yang mencerminkan karakteristik kolektif unik suatu bangsa, yang membedakan Indonesia sebagai entitas negara dari negara-negara lain melalui berbagai dimensi, termasuk warisan budaya yang kaya, sistem bahasa yang beragam sebagai alat pemersatu, serta norma-norma sosial dan pola kehidupan sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai gotong royong, keberagaman etnis, dan adaptasi terhadap dinamika global kontemporer.
2. Bagaimana identitas nasional tercermin dalam kehidupan sehari-hari?
jawaban: Menurut Narasumber, Identitas nasional tercermin secara nyata dalam interaksi sosial sehari-hari masyarakat Indonesia, di mana penggunaan bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama tidak hanya memperkuat ikatan persatuan, tetapi juga menunjukkan sikap saling menghargai antarindividu dari berbagai latar belakang etnis dan budaya, disertai dengan rasa bangga yang mendalam terhadap warisan budaya nasional yang kaya, serta komitmen aktif dalam mendukung produk lokal guna mempertahankan kemandirian ekonomi dan keberlanjutan identitas kolektif di tengah arus globalisasi.
3. Apa tantangan terbesar dalam menjaga identitas nasional saat ini?
jawaban: Menurut Narasumber, Fenomena preferensi yang kuat terhadap budaya asing di kalangan masyarakat Indonesia sering kali mengakibatkan kelalaian atau pengaburan terhadap kekayaan budaya lokal, sehingga menimbulkan risiko hilangnya apresiasi mendalam terhadap warisan nasional; selain itu, arus globalisasi yang semakin intensif berkontribusi terhadap erosi nilai-nilai tradisional, di mana norma-norma sosial dan etika kolektif yang menjadi pondasi identitas bangsa mulai terkikis secara bertahap akibat paparan media digital dan konsumsi budaya transnasional yang mendominasi ruang publik.
4. Menurut Anda, Bagaimana peran generasi muda dalam memperkuar identitas nasional?
jawaban: Menurut Narasumber, Meskipun fenomena preferensi terhadap budaya asing semakin marak di kalangan masyarakat, yang sering kali mengakibatkan kelalaian atau pengaburan terhadap akar identitas nasional, generasi muda memiliki peran strategis dalam memelihara keutuhan identitas bangsa melalui pendekatan yang proaktif, yaitu dengan mempertahankan rasa bangga yang kokoh sebagai warga negara Indonesia, berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian warisan budaya tradisional yang beragam, serta mempromosikan aspek-aspek positif dari Indonesia—seperti nilai gotong royong, keberagaman etnis, dan inovasi lokal—ke tingkat global melalui platform digital dan inisiatif internasional, sehingga berkontribusi pada penguatan narasi nasional yang inklusif dan adaptif di era globalisasi.
Penutup
Kesimpulan ini Berdasarkan wawancara dengan narasumber mengenai identitas nasional, dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan elemen esensial yang membentuk kohesi sosial dan keunikan suatu bangsa, khususnya Indonesia, melalui dimensi budaya, bahasa, dan norma sosial yang saling terkait. Definisi identitas nasional sebagai konstruk sosial yang mencerminkan karakteristik kolektif unik menekankan perannya sebagai pembedaan dari entitas negara lain, dengan nilai-nilai seperti gotong royong dan keberagaman etnis sebagai pondasi utama. Dalam kehidupan sehari-hari, identitas ini terwujud melalui praktik komunikasi berbasis bahasa Indonesia, sikap saling menghargai, kebanggaan budaya, dan dukungan terhadap produk lokal, yang semuanya memperkuat persatuan di tengah keberagaman. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah erosi nilai tradisional akibat preferensi budaya asing dan arus globalisasi yang intensif, yang berpotensi mengaburkan apresiasi terhadap warisan nasional melalui paparan media digital.
Refleksi Diri
Sebagai peneliti yang terlibat dalam proses wawancara ini, saya merasakan bahwa eksplorasi pandangan narasumber terhadap identitas nasional tidak hanya memperkaya pemahaman intelektual saya, tetapi juga membangkitkan rasa tanggung jawab pribadi terhadap warisan budaya Indonesia. Pengalaman mendengar perspektif yang mendalam ini mengingatkan saya pada perjalanan pribadi saya sendiri, di mana sebagai generasi muda yang tumbuh di tengah pengaruh globalisasi, saya sering bergulat dengan ketertarikan terhadap budaya asing yang kadang membuat saya lalai terhadap kekayaan lokal seperti tradisi gotong royong di kampung halaman. Wawancara ini merefleksikan bahwa identitas nasional bukanlah konsep statis, melainkan proses dinamis yang memerlukan partisipasi aktif dari kita semua; hal ini memotivasi saya untuk lebih proaktif dalam mempromosikan nilai-nilai Indonesia melalui aktivitas sehari-hari, seperti berbagi cerita budaya di media sosial atau mendukung inisiatif lokal. Pada akhirnya, refleksi ini memperkuat keyakinan saya bahwa dengan kesadaran kolektif, generasi kita dapat mentransformasi tantangan globalisasi menjadi peluang untuk memperkaya, bukan mengikis, identitas bangsa yang beragam dan tangguh.
Komentar
Posting Komentar